Jumat, 30 November 2012

NIKMATnya Cobaan..

From: Arie Prabawa <aprabawa@gmail.com>


Sent: Wed, Nov 28, 2012 12:50:10 PM 

 

Nikmatnya Cobaan

Banyak orang yang mengeluh saat mendapat cobaan. Banyak pula yang sedih berkepanjangan, bahkan ada yang menuduh Tuhan tidak adil kepada dirinya. Padahal, seandainya ia tahu, melalui ujian itu Sang Pencipta bertujuan menjadikan ia orang yang hebat. Nabi pernah bersabda, “Siapa saja yang dikendaki Allah menjadi orang baik maka diberikan cobaan kepadanya.” (HR Bukhari)

Berhati-hatilah bila hidup Anda nyaman, tiada cobaan dan tantangan. Karena boleh jadi dalam kondisi seperti ini justru hidup Anda sedang menurun. Ibarat naik sepeda, saat jalan menurun Anda tak perlu berkeringat mengayuhnya. Hidup yang tenang, dalam zona nyaman, sering melenakan orang tanpa disadarinya.

Cobaan datang dengan wajah yang sangat beragam. Ada yang berupa rezeki yang tak pernah cukup, sahabat yang tega-teganya menipu, pasangan yang tidak memahami perasaan Anda atau kesulitan-kesulitan lain yang datang silih berganti. Bagaimana cara kita menyikapi jika ujian datang? Lihatlah selalu sisi positif dari ujian itu.

Yakinilah bahwa saat ujian dan cobaan datang itu pertanda bahwa kita hendak naik kelas. Ibarat kita sekolah atau kuliah, setiap hendak menuju jenjang yang lebih tinggi kita pasti diuji. Bedanya, ujian saat kita sekolah atau kuliah itu bisa kita pelajari di buku sedangkan ujian kehidupan terkadang harus kita hadapi tanpa panduan. Tetapi itulah yang menyebabkan hidup lebih indah, bermakna dan penuh kejutan.

Sebagai orang yang beriman, kita harus menyakini bahwa cobaan dan ujian itu bisa mengurangi dosa. “Seseorang yang tertimpa penyakit, atau tertusuk duri maupun lebih dari itu maka Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya dan menghapus dosa-dosanya sebagaimana daun-daun yang berguguran dari pohon,” begitu janji sang Nabi.

Jadi tidak perlu takut menghadapi cobaan, ujian dan tantangan. Bila saat ini Anda hidupnya nyaman, tentram atau dengan kata lain berada di zona nyaman, bersegeralah menghadirkan tantangan baru. Lakukan pekerjaan-pekerjaan menantang yang terukur. Jangan biarkan hidup Anda terlalu lama di zona nyaman, karena itu bisa menjerumuskan Anda di masa yang akan datang.

Anda harus gelisah bila sudah lama tidak menemukan ujian, cobaan dan tantangan. Mengapa? Karena itu tanda-tanda kehidupan Anda tidak “naik kelas” dan Anda juga kehilangan salah satu pintu yang bisa mengurangi dosa. Jadi, hadapi dan nikmatilah setiap cobaan yang datang kepada Anda…

protecting your life
menabung tapro untuk yang cerdas
lagerfeldt@gmail.com
+62 813 95 45 6880

Seburuk apapun

Waktu itu saya sedang ngobrol-ngobrol tentang suatu program di sebuah kota. "wah jangan sekali-sekali ikutan uji coba deh.. mereka pasti maksa dan sangat komersil sekali'" ujar temanku.

Jadi diingatkan betapa zaman sekarang segala sesuatunya dinilai dengan uang. Bahkan ketulusanpun ada nilainya dan bisa dibeli.

Ketika kita menjadi atasan yang menentukan, para bawahan kita banyak yang tunduk dan patuh. Banyak relasi dan kawan-kawan yang entah secara temporer menjadi kawan dan bersedia dengan kita atau memang akan selanjutnya menjadi kawan ketika kita bukan- apa-apa lagi.

Memang sulit membedakan kawan maupun lawan ketika posisi kita masih di puncak dan belum diuji dengan kesulitan. Namun ketika kesulitan itu datang, maka kawan dan lawan akan muncul dengan sendirinya, dan secara alamiah hubungan pertemanan menjadi sedemikian jelas.

Apakah kita berteman dengan didasarkan pada alasan komersial dan menyimpan "hidden agenda" melalui pertemanan itu atau layaknya kaum yang tulus yang menganggap bahwa pertemanan itu abadi... dalam suka dan duka...

Pilih mana: berteman abadi atau berteman ketika ada maunya...

Protecting your life
Menabung Proteksi jauh Lebih penting 
lagerfeldt@gmail.com
+62 813 95 45 6880

Kamis, 29 November 2012

Bekerja memberi manfaat: Bertarung selanjutnya

Dalam kehidupan nyata persaingan dalam dunia usaha nyata adanya. Begitupun orang berlomba-lomba memperoleh kedudukan tinggi dalam pekerjaan dan penghidupan yang layak semata-mata untuk meningkatkan derajat hidup dan kemuliaannya di dunia. Syukur syukur juga di akhirat.

Kadang ketika dalam proses menghadapi persaingan yang kadang sehat kadang tidak sehat kita kelelahan. Lelah menghadapi hari-hari yang penuh pergulatan hidup yang terkadang tidak sesuai logika.

Kita perlu berhenti sejenak dan melakukan kilas balik terhadap capaian-capaian yang telah dilakukan. Bukan semata mendorong sikap obyektif kita dan melihat kemampuan kita, namun membiarkan kosmik bekerja dan mengolah alam agar bersahabat dengan energi kita.

Kita kadang tidak percaya, bahwa ada kekuatan lain yang menggerakkan alam ini, sehingga kesuksesan yang kita peroleh bukan semata daya upaya pribadi, tetapi ada kekuatan yang mendorong kesuksesan itu terjadi. Intuisi. Akal budi. Visioning. dan Hidden power.

Sadar bahwa kekuatan berusaha tidak selamanya prima, maka merenda hari-hari yang penuh dedikasi perlu diberi spasi. Ruang gerak dan waktu sehingga proses kilas balik dan refleksi kita efektif.

Apakah kita sudah merasa efektif dan efisien menghadapi kehidupan dan kerja kita sehari-hari?

Mari mulai bertekad memberi yang terbaik bagi lingkungan kita. Bangsa dan Negara serta masyarakat.
Bekerja untuk memberi manfaat.


Protecting your life - TABUNGAN PROTEKSI
lagerfeldt@gmail.com
+62 813 95 45 6880

Jika di hina dina

Orang yang tak menyukaimu itu
tidak mewakili dunia.
Dunia ini lebih luas daripada hati buruknya.

Abaikan.

Percaya saja,
di masa depan engkau akan melihat
orang yang menghinamu sekarang
berada di bawahmu.

Keberhasilanmu bukan karena engkau
lebih baik dari mereka,
tapi karena hinaan mereka menjadikanmu
petarung yang lebih hebat.

Terkadang, jika nasihat tidak berpengaruh kepadamu,
Tuhan mengenalkan sakit hati kepadamu
agar engkau menjadi lebih bersungguh-sungguh
membesarkan diri dan kehidupanmu.




protecting your life
+62 813 95 45 6880
lagerfeldt@gmail.com


Selasa, 27 November 2012

Menapaki Kesempatan, Perlu Jeda sesaat


Lagi, Menapaki Kesempatan
Merenungi terhadap perjalanan hidup yang telah dilalui agaknya memang penting kita lakukan. Apa saja yang telah kita capai dan dimana letaknya kelemahan kita dalam menghadapi berbagai tantangan hidup ini.
Bekerja adalah mutlak perlu. Kilas balik terhadap pekerjaan yang telah dilakukan perlu juga untuk melihat sampai titik mana kita melakukan sesuatu secara optimal, dan titik kelemahan apa saja yang perlu kita benahi.

Kadang, kita juga perlu “jeda” sesaat untuk melangkahkan kaki ke perjalanan selanjutnya. Jeda untuk memberi ruang pada rasionalitas dan kemampuan diri selain memberi ruang juga membuka jalan dan membiarkan fisik ini berproses, merefleksikan dirinya sebelum melakukan recovery.
Ya...setelah perjalanan panjang, merefleksikan diri, melihat capaian-capaian yang telah dihasilkan dan mengumpulkan kekuatan untuk melangkah ke jalan yang dipenuhi berkah dan keberkatan adalah perlu...

protecting your life -
lagerfeldt@gmail.com
+62 813 95 45 6880

Ketika satu pintu tertutup, maka pintu-pintu lain terbuka

Dulu ketika saya mengalami kegagalan-demi kegagalan dalam hidup akan merenung berhari-hari dan menyalahkan kenapa tidak begini, kenapa bukan begitu kenapa kenapa dan seterusnya.

Pertanyaan menyalahkan, mem pressure diri sedemikian sehingga mengalami ketegangan adalah makanan sehari-hari karena saya pikir, hanya ini jalan satu-satunya untuk bertahan.

Herannya, saya tahan dengan 'bantingan-bantingan' itu. Walau tidak menyenangkan, penuh kesedihan dan kepedihan, tapi kok ya masih juga balik lagi balik lagi.

Makin lama, saya makin terbiasa menghadapi itu semua. Menghadapi kegagalan memang benar adalah selangkah menuju keberhasilan melalui 'jalan lain'.

Tapi, memang memupuk diri untuk bisa kembali ke jalan yang diilhami dengan segala kemungkinan dan menghadapi segala realita hidup.. adalah bagian dari menghadapi kegagalan, me manage nya, mengelola sedemikian rupa sehingga kita bangkit dari keterpurukan dan tetap menjaga rasional kita.

Hari 'kebangkitan" bukan bulan Mei saja tapi adalah makanan sehari -hari kita untuk menyongsong yang namanya 'semangat'...


Mari melindungi diri 
+62 813 95 45 6880
lagerfeldt@gmail.com

Senin, 19 November 2012

Iuran "warga"

Saya tergelitik waktu menyaksikan salah satu warga di lingkungan rumah tinggal yang mengalami musibah kematian isterinya.

"Pokoknya, bapak tenang aja. nanti kami yang akan urusan dari kain kafan hingga pemakaman," ujar salah satu warga kami yang ternyata memang mengurusi Rukun Warga di sekitar rumah.

Ternyata ketika meninggalpun -maaf ternyata keluarga masih memikirkan bagaimana pemakaman, bagaimana pengurusan jenazah dan penghantarannya dan bagaimana setelah pemakaman.

Bagi warga yang sangat pas pasan, kas RT penting untuk membantu proses tadi.

Bagi warga "dunia" yang menyadari bahwa kita insan "international society" ini, persiapan bukan sekedar iuran tiap waktu penyelenggaraan ketika pindah dunia. Bahkan ketika semasa hidup ada peristiwa penting yang tidak ter elakkan, semisal sakit kritis, pengobatan, atau terkena musibah kecelakaan yang menyebabkan hilangnya fungsi-fungsi tubuh tentu dengan "iuran warga dunia tadi" akan makin terbantu. Musibah atau peristiwa yang tidak dikenhendaki dapat dilalui tanpa rasa was-was "tidak ada uang tersedia"... karena intinya "sudah disediakan"...

Pilihan paling penting di dunia, adalah ketika diberikan alternatif optimum terkait "iuran" warga dunia tersebut.

Mari Menabung yang bijak...


Memberikan perlindungan yang terbaik
info +62 813 95 45 6880
email :: lagerfeldt@gmail.com



Our annual ranking of the world's largest corporations


28 of 500
BACKNEXT
28. Allianz
Financials: Latest Results
Rank: 28 (Previous rank: 27)
CEO: Michael Diekmann
Employees: 141,938
Address: Königinstrasse 28
Munich, 80802
Country: Germany
Website: www.allianz.com

Subscribe to Fortune Magazine
$ millions% change from 2010
Revenues134,167.55.3
Profits3,538.7-47.1
Assets832,823.0--
Stockholders' equity58,313.1--
Profits as % of
Revenues2.6
Assets0.4249
From the July 23, 2012 issue
Figures prepared in accordance with International Accounting Standards.
Top 50 Headquarters
MAPS
Interactive: Where the money is
MAPS


Apakah kita punya skill? Bagaimana dengan Attitude?

Pelajaran hari ini adalah bagaimana menggabungkan antara kemampuan dan attitude, perilaku. Hidup manusia yang berkemampuan niscaya akan makin lengkap dengan nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan pada dirinya.

Mentor saya bilang, bahwa ilmu yang didasarkan pada skill saja akan penuh dengan "manipulasi". Namun ketika "manipulasi" tersebut dikombinasikan dengan nilai nilai kehidupan, keluhuran dan rasa syukur terhadap kehidupan itu sendiri, kita akan menggunakan kemampuan kita, skill kita dengan mengagungkan keluhuran budi dalam berinteraksi dengan manusia.

Sederhananya, ketika kita mengasah diri dengan kemampuan yang didukung knowledge, pengetahuan terkait pekerjaan tersebut, kombinasikanlah dengan keluhuran dan attitude yang baik. Niat untuk memanfaatkan ilmu untuk kepentingan sesama karena sebagai mahluk sosial, kepentingan bersama jauh lebih penting daripada mementingkan diri sendiri.

Berdoa sebagai rasa syukur, berdoa untuk dicerdaskan dan diberi kemudahan dalam mengemban tugas, adalah ungkapan sebesar-besarnya syukur hari ini telah kita lalui dengan baik...


Protecting your life
+62 813 95 45 6880
lagerfeldt@gmail.com

Minggu, 18 November 2012

Siapa Sangka

Hari Minggu, 18 Nov 2012 yang lalu ada 2 kejadian penting. Pagi-pagi sudah mendengar kabar wafatnya seorang ibu. Sudah berumur dan kurus sekali. Kelihatannya dan kabarnya memang sudah penyakitan sejak lama.

Waktu menengok jenazah, sang suami masih tampak kebingungan. Kain kafan dan biaya yang akan muncul untuk mengurus dan memakamkan jenazah.

"Udah bapak ga usah bingung. Nanti kain kafan dan lain lain disiapin. Bapak mah tenang aja," ujar seorang ibu kompleks.

Tampaknya pengurus RT RW yang punya kas warga dan berfungsi untuk menyiapkan segala sesuatunya termasuk pengurusan jenazah.

Pagi-pagi ini pula sudah dengar seorang senior yang meninggal kemarin hari Minggu paska Maghrib yang artinya dalam sehari sudah mendapat 2 kabar kematian. Serangan Jantung kata kawanku. Kawanku malamnya langsung dibawa ke selatan Jawa Barat untuk segera dimakamkan. Ternyata keluarganya sudah siap. Kelihatan siap dari awal.

Siapa sangka orang yang segar bugar macem Adjie Massaid atau kawan seniorku itu ternyata menyimpan potensi serangan Jantung. Bisa menimpa siapa saja, kapan dan dimana saja dan kita engga bisa memilih kapan waktunya itu terjadi.

Saya taruhan sama kawan yang mengabari kematian kawan senior saya, "hayo taruhan >100 juta kalau dirimu bakal sehat-sehat saja, dan ngga akan terkena semacam serangan jantung seperti senior kita."

Dia belum menjawabnya.

Takut. Hidup penuh ketidakpastian. Tapi bisa ditanggulangi bila kita punya proteksi yang baik.

protecting your life -
lagerfeldt@gmail.com
+6281395456880

Sabtu, 17 November 2012

Melihat tanda-tanda; GESTURE

Dalam ilmu negosiasi, perlu juga melihat tanda-tanda apakah lawan bicara yang kita hadapi senang atau tidak. Kalau gesture nya dia memperhatikan kita, lanjutkan pembicaraan. Kalau gesturenya dia tidak konsentrasi dengan apa yang dibicarakan oleh kita, hentikan dan cari peluang waktu lain untuk berbicara dengannya.

Seringkali, ilmu negosiasi menjadi tidak terpakai karena orang yang menggunakannya pun tidak berintuisi dengan kondisi yang dihadapinya. Orang tersebut mungkin pandai dalam hal lain, tapi Emosional Intelligence nya kurang berjalan.

Saya pernah mengalami suatu kejadian dengan seorang teman yang cerdas. Dalam hal bahasa asing, ungkapannya luar biasa. Ketika itu sedang ada acara di Bali dan saya sedang diskusi informal dengan sekelompok orang. Dia nimbrung dan turut mendengar.

Saya nyeplos sesuatu yang menurut teman saya tidak layak diungkapkan. Ceplosan saya tidak berlanjut karena atmosfirnya sudah beda.

Saya tahu diri dan untungnya obrol tidak berlanjut karena menyangkut hal sensitif tersebut. Saya kemudian bermaksud basa-basa sama kawanku yang turut mendengar dengan berkata "thank you, for your reminder".. dan berharap keadaan semakin baik.

Apa yang terjadi?
"I am dissapointed at you... bla bla bla bla..." wah yang tadinya berharap mencairkan suasana malah makin runyam.

Saya tahu diri kok, jadi bila kelepasan, out of control in expressing something, I can do stopping at the point and neutralize.

Tapi temanku itu? ngga ngerti juga dengan situasi. Malah memperburuk suasana jadi engga enakan begitu.

Saya mengalah, tapi tetap menyimpan pengalaman ini sebagai memory untuk memahami dan mempelajari karakterk orang. Bahwa tidak semua orang pintar bisa paham dan bersikap arif untuk menentramkan.


you need info on your life protection? +62 813 95 45 6880
lagerfeldt@gmail.com


Belajar bernegosiasi

Waktu itu temanku menghadapi permasalahan pelik. Dikucilkan atasan karena dianggap melakukan kesembronoan dan pelecehan pekerjaan.

Masalahnya kecil, keluh kesahnya terkait sistem administrasi kantor yang disebarkan lewat skype ternyata diketahui atasan. Kecerobohannya bermula ketika dia lupa menutup (log out) skype tersebut di komputer kantor, dan ketika lupa, skype nya tersebut terbaca oleh orang orang sekitar di kantor tersebut.

Menggunakan komputer kantor kan mirip menggunakan domain atau property milik banyak orang. Siapa saja bisa mampir dan mengetik kemudian ikut ngeprint di situ. Begitu pula yang dilakukan temanku.

Permasalahan sederhana bisa melebar, karena sang manajer tidak siap dikritik. Dengan dalih dan sikapnya yang defensif, maka temanku itu memperoleh perlakuan diskriminatif dan dikucilkan.

Di satu pihak sembrono, di lain pihak, kalau ada sesuatu ya sampaikan saja dengan hati-hati dan tanpa harus menyinggung perasaan orang.

Banyak manusia di dunia ini, tidak bisa terima dengan masukan frontal yang "kasar". Kadang kita mengganggapnya "kejujuran", tapi yang menerima kritikan tersebut sebagai sesuatu yang "kasar", mengejutkan dan memojokkan.

Sikap kejujuran yang menurut kita baik, belum tentu diterima dengan baik oleh lawan bicara kita...dan menjadi pemenang adalah dapat melihat "gesture lawan bicara kita".

Orangnya welcome atau tidak?
Orangnya siap diajak bicara blak blakan atau tidak?
Orangnya penuh kiasan dan formalitas atau tidak?

dan... pertimbangan pertimbangan lain yang membuat proses berinteraksi kita menjadi bernilai....Bernilai karena kita menilai siapa lawan bicara dan recipients kita...

+62 813 95 45 6880 
lagerfeldt@gmail.com



Apapun itu kita bernegosiasi

Saya pikir kita dalam menghadapi kehidupan ini perlu berkompromi dengan alam.

Kenapa?
Karena kita hidup tidak sendiri. Ada orang-orang di sekitar kita yang perlu dipertimbangkan juga keberadaan mereka. Contoh kecilnya adalah bertepa selira (itu kata pelajaran Pancasila dulu bagi mereka yang sekolah di Indonesia). Contoh besarnya, pemerintah tetap harus bijak dalam mempertimbangkan aspek peri kehidupan berbangsa dan bernegara agar kemakmuran masyarakat tetap terjaga.

Dalam berinteraksi, sering kita menghadapi gesekan-gesekan kepentingan. Dalam suatu training tentang pengelolaan sumberdaya alam, "gesekan kepentingan" itu bila semuanya di prioritasnya malah tidak sinergis, cenderung NO MOVEMENT.

Tapi, bila masing-masing kekuatan berkompromi dan tidak mau menangnya sendiri serta menahan diri (kata dosen ku 'to refrain from being destructive, and not to be posing in the first priority but be calming down by being humble...) itu malah akan menghasilkan sinergi yang kuat dan cenderung terjadi gerakan yang positif. Maju!

Dalam ilmu memenangkan hati manusia, kita dituntut untuk memahami masing-masing pribadi yang kita hadapi. Mengalah untuk menang mungkin itu salah satu strategi terbaik untuk memenangkan hati memenangkan pertarungan dengn pelibatan semua pihak..

Mari berserah diri dan being considerable...

+6281395456880
lagerfeldt@gmail.com

6 alasan mengapa asuransi penting...


Anda menunda nunda membeli Asuransi? Berikut 6 hal yg harus dipikirkan.

1. Jika alasan anda gak ada uang, maka anda harus tau bahwa rekening asuransi itu rekening AJAIB, yg bisa membantu menyelesaikan tagihan saat anda sakit dan cacat tetap atau meninggal, karena tunjanganya asli ada dan nyata..

2. Jika alasan anda gak butuh asuransi maka anda harus tau bahwa asuransi hanya bisa dibeli saat anda belum membutuhkan dan saat anda sehat, jika sudah sakit dan butuh asuransi, maaf asuransi tidak akan bisa dibeli

3. Jika alasan anda agen asuransi memaksa, anda harus tau bahwa bagaimana rasanya ketika anda memaksa anak anda untuk meminum obat, karena untuk kebaikan anak anda maka anda paksa dia minum, begitupula agen asuransi agak memaksa karna untuk kebaikan anda...

4. Jika alasan anda karena anda juga punya teman agen asuransi, maka jika dia teman anda yg baik harusnya anda skrg sudah punya polis asuransi, ternyata belum kaan... Apakah teman baik itu akan ada setia saat anda susah, dan jika anda sakit teman anda bawa buah ya? Kalo agen asuransi bawa uang lho untuk biaya anda di rumah sakit..

5. Jika alasan anda karena asuransi bertentangan dengan agama. Maka anda harus tau dosa lho klo anda tidak menyediakan kebutuhan untuk keluarga anda, jika anda sakit kritis meninggal atau cacat tetap, siapa yg biayain mereka, kalo punya asuransi kan dpt uang pertanggungan untuk keluarga yg ditinggalkan..



POWERED BY ALLIANZ

+62 813 95 45 6880
lagerfeldt@gmail.com

Kenapa kapok?

Waktu itu kejadiannya temen kena usus buntu dan harus dirawat. Ketika mengajukan klaim ke asuransi ITU, dia bilang

"udah kapok," ujarnya
kenapa itu pasti agentnya, ujarku mencoba menghibur diri

"Ya overall kapok deh," katanya
berarti kataku "dirimu belum ngerti gmana caranya pakai."

Lalu dia coba melanjutkan
"Gue operasi masuk RS premiku dibayar sistem autodebet. tiba-tiba waktu abis operasia agennya dtg. Katanya premiku lapse2 bulan. Sehingga semua biaya tdk ditanggung. Aku tanya kenapa sampe 2 bulan lapse ga ada yg kasih tau. Trus percuma saya bayar terus giliran operasi malah ga dibayar. Dia cuma minta maaf.. Menurutmu itu salah siapa. Padahal dia kantor agency besar di SBY

Lalu kutimpali
Semestinya kalau kronologi disampaikan walau lapse tetap bisa diselesaikan. Itu persis dengan kasus temenku. Lapse. Tapi bisa beres.

"itu salah Agen. Ga knowledgeable."

Temenku tetap berkeras, "Ya tetap aja si agen mewakili asuransi."

there's no guarantee for me at the end.

Waktu pas aku minta duitku balik dia bilang krn blm genap 2 tahun ga bisa. Jd hangus. Kalo mau disuruh terusin dulu.

Hehehe udah gila tuh org

Lalu kutimpali Ya itu keputusanmu. Ga apa-apa. cuma si Agen ngerusak nama si perusahaan ITU...

Aku bilang sama dia, kalo aku ada duit segitu aku taruh di pasar saham untungnya udh bisa bayar RS ini full dan segala investasi unit linknya.

Aku jawab: Ya udah si Agen ga ngasih info dengan tepat. Eloe ga salah juga," saya coba menghibur

"Aku sebenarnya pasang di ITU lebih karena hubungan baik sbg temen ke ia.

Udah berapa lama kejadiannya," tanyaku agak penasaran

"2007. IYa parah baget, Padahal waktu itu aku dlm proses jadi agen. Udh 5 th ya. Ini pembelajaan bhw insurance adalah investasi jangka panjang.

"Aku udah tau sih soal jangka panjang. Udah dianggarkan itu duit yg ga diutak atik.

Lalu saya jelaskan bahwa saya  sudah dari 2009 jalanin ini. Dan makin yakin setelah ngurusin klaim nasabah.

Temanku menimpali dan masih terkesan kesal

"Tapi ternyata yg pegang duit ga bisa dipegang juga hihi" dia tersenyum sinical

Saya menjawab sedikit membela diri dengan kerjaan yang sedang saya lakukan. Bahwa saya ngurus klaim yang lapse spt dia alami bahkan karena salah bayar 3 bulan. Tapi dengan menunjukkan kronologis kejadikan dan bayar lapse dia bisa dapet claim." terang saya kepadanya.

Hahaha itu kejadiannya parah. Aku masuk RS UGD sore karena usus buntu. Tengah malam langsung harus dioperasi. Keluargaku smua di jkt. Aku harus urus administrasi pembayaran di atas kasur UGD. Satu tangan lagi dicek darah. Satu tangan tanda tangan slip kartu kredit. RS ga mau mulai operasi kalau belum dibayar lunas. Dia minta bayar 10juta lunas malam2 gitu. Padahal aku udah bayar sekitar 4 jutaan pakai kartu (limit abis).Aku bilang bsk pagi saudara saya dtg pakai pesawat pertama bayar anda lunas. Dan saya pasti masih ada di kasur RS blm sanggup lari kemana2. Itu RS termahal di Surabaya kelakuannya begitu.... ujar temanku kesal dan masih terasa kekesalannya itu setelah berlangsung lebih dari 4 tahun lalu.


trus lanjutnya

hehehe kapok deh urusan itu. Aku dulu sih pengen punya kartu sos Supaya kalo kejadian apapun urusan RS yg pastinya darurat aku ga harus cari-cari duit dulu tinggal tunjukkin tuh kartu.

Diakhir percakapan saya bilang sama dia "hati hati ketemu agent yang ilmunya setengah setengah termasuk hati-hati juga ama yang saya tawarin," ujar saya merendah.

dia ketawa ngakak...


Jumat, 16 November 2012

Tetap setia, Berkomitmen

Iya jadi manusia yang berkomitmen ya tetap setia dengan apa yang digelutinya. Kalau semasa sekolah masih ada rasa bimbang mau berkarir apa dan kemantapannya dmana, maka seiring dengan berjalannya waktu, kesetiaan terhadap pekerjaan adalah perlu.

Pengalaman saya dengan salah satu kawan yang setia mengurusi administrasi, sebagai tempat bertanya ketika kesulitan mendapatkan jawaban dan memperoleh knowledge yang dikehendaki, maka kesetiaan yang diwujudkan dengan komitmen itu menjadi sedemikian berharga.

Iya, komitmen dalam menekuni suatu pekerjaan tertentu adalah luar biasa signifikannya berpengaruh terhadap kinerja pekerjaan itu.

Ketika saya mengurusi klaim salah satu rekan di Allianz, saya waktu itu coba mengajukan berkas-berkas yang disyaratkan. Ketika ada berkas yang kurang lengkap, saya coba berkonsultasi dengan senior yang sudah lama di sana.

"Ini gimana, udah lapse, terlambat bayar 3 bulan tapi bukan karena kesalahan si nasabah tapi karena dia salah masukkan nomer ke rekening rekannya," tanya saya dengan curious.

Ya diatur saja kronologisnya, dan diajukan lagi.

Ketika kronologis itu diaturkan, ketika itu pula proses klaim berlangsung.

2 minggu setelah itu, saya dapat telepon
"Mas, terimakasih ya sudah keluar," ujar yang di seberang sana.

Saya surprise. Ternyata toleransi, kesabaran, focusing pada suatu pekerjaan, komitmen dari kawan saya di bagian knowledge product yang telah membantu menyelamatkan nama lembaga....

Itu berkat komitmen dan kosentrasi terus menerus untuk menekuni produknya..

Ya kita semua mesti begitu. Berkomitmen dan mencurahkan segala daya upaya kita terhadap perbaikan, membantu sesama agar klaimnya bisa cepat keluar dan digunakan sebagaimana mestinya....

Dari kejadian itu pula, saya yang tadinya tidak begitu peduli, jadi makin peduli "oh iya ya, bahwa nasabah saya harus 'dijagain'... diberi pengetahuan yang memadai dan menjadikan  kita sebagai tempat bertanya, berkonsultasi,"...

Saya makin mantap menjalani ini...

Mari kita berkomitmen

University of Life Terus menerus melakukan

Orang kalau terus menerus melakukan apa tahu manfaatnya. Lebih spesial, tahu seluk beluknya, cepat bertindak dan spesialis tentunya.

Apakah di tempat kita ada yang spesialis? lagi-lagi tentang spesialis.. sepertinya ada apa ya dengan si "spesialis" itu.

Saya sedang menggeluti bidang tertentu untuk jadi spesialis. Mau sekolah "alam", dan kehidupan sebagai the university of life akan menentukan. Sebagai yang menjalani kehidupan, tentu "University of Life" adalah salah satu jalan pilihan ketika University university lainnya sudah penuh.

Di University of Life kita menemukan kedamaian, menemukan arti hidup yang sebenar-benarnya, menemukan bahwa selama ini orang-orang memang pada bersandiwara dengan kepiawaiannya demi memperoleh posisi tertentu.

Kadang ada rasa bosan tertentu melihat berbagai "drama" itu. Hidup jadinya serba "diatur" dan tidak alamiah lagi. Hanya demi memperoleh "project" tertentu orang berani meninggalkan landasan paling hakiki, menjadi bukan dirinya sendiri melakukan segala sesuatunya untuk goal atau tujuan tertentu.

Kasihan, tapi ya itu pilihan di University of Life.

Kalau kalian sendiri gimana?


Segera lakukan

Iya segera lakukan apa yang ada dalam pikiranmu, niscaya berhasil. Kenapa? Seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal yang akan datang silih berganti dan menuntut perhatian kita.

Dari waktu ke waktu kita akan dihadapkan dengan berbagai tasks. Sebagai orang yang optimis, tentu kita berpikiran untuk menyelesaikan tasks itu.

Bagi orang optimis yang menyenangi aktivitas, melakukan sesuatu adalah suatu keharusan. Melakukan hal yang diinginkan adalah hal lain. Melakukan hal yang tidak diinginkan salah satunya bisa berarti tiada pilihan lain untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang memang sudah menjadi beban kita.

Menyelesaikan sesuatu yang sudah lama ditunda-tunda, bagaikan menggerakkan reaktor yang sudah lama tidak di hangatkan.

Membangun puing-puing kebersamaan yang sudah lama "terkoyak" memang berat, tapi bagaimana lagi kalau itu yang harus dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan sosial kita. Maka segera lakukan untuk membuat kehidupan kita makin berkualitas.

Segera lakukan!

TeGaRLaH WaHaI

Saya ketemu wanita mungil kurus ini dekat rumah. Jualan kue basah setiap harinya keliling kompleks. Dengan segala keterbatasannya, (maaf cacat) hidup sebatang kara di Jakarta, masih berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berdagang keliling kompleks. 

Barang dagangannya biasa seperti kue-kue di pasaran. Kelebihannya adalah penjajanya. Seorang wanita kurus yang bersemangat setiap harinya menjual dan menjajakan kuenya ke sekeliling kompleks.

Kadang mama ngeluh kuenya itu-itu saja. Tapi saya berusaha menghibur bahwa dagangannya cukup bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dan mengganjal perut kalau belum makan. Sungguh terbantu karena kalau di rumah ngga ada penganan lain, kue jaja an wanita yang penuh dengan keterbatasan ini jadi penawarnya....

Kamu memang tegar, Mira. Sebatang kara, kadang di abuse tetangga, karena keterbatasanmu. Pernah dengar cerita kosan petak tempatmu bernaung sengaja di tutup keran air nya sama yang empunya rumah, namun dirimu tegar dibegitukan..

Kamu tetap berjualan. Tetap menjalani hari-hari yang keras ini dengan kekuatan hati keteguhan jiwa dan menginspirasikan pada kami kami untuk juga giat berjuang..

Semoga usahamu berkah...

Yuk kita Bangkit ....


Lanjutan Menjadi fokus

Ya, melanjutkan menjadi pribadi yang fokus, ya konsekuensinya harus mau terus menerus di bidang itu. Menggeluti satu saja tapi jadi spesialis.

Spesialis anak, spesialis kulit, spesialis asuransi, spesialis operasi plastik, spesialis negosiasi, spesialis sosialita, spesialis jam mewah, spesialis mobil mewah  dan spesialis spesialis lainnya adalah orang istimewa yang sepenuhnya mendedikasikan pada satu bidang saja.

Salut deh dengan orang-orang spesialis seperti ini. Satu contoh sehari-hari yang benar-benar nyata adalah ketika ngurus onderdil kendaraan, tukang bengkel akan menyarankan kalau mau banyak pilihan ya ke pasar Senen. Di sana banyak penjual onderdil-onderdil, spare parts yang sudah dikenal luas dan cukup lama berkecimpung.

Jadi orang ke Pasar Senen, sudah tidak asing lagi dan ga harus nanya-nanya mau ngapain.. kalau ngga cari kue basah ya nyari spare parts dari yang terkini hingga yang jadul sekalipun.

Jadi spesialis susah ga ya? Mengusir kebosanan, kejenuhan karena berkutat yang itu-itu saja.. tapi ketika dibutuhkan, orang orang sudah tertuju ke sana..sudah ngerti ahlinya.. sudah mengenal dan diakui..

Mau diakui? jadilah spesialis

Kamis, 15 November 2012

Be focusing

Kembali lagi tentang bahasan "be focusing", ini adalah landasan kerja kita setiap hari. Memfokuskan diri pada bidang pekerjaan yang digeluti agar kita pandai dan memperoleh "knowledge" nya bukankah itu sebaik baiknya hidup?

Kalau jualan, apa saja yang anda perkenalkan, promosikan, lakukan as best as you can. Berikan pelayanan pra jual dan purna jual yang sebaik dan secantik mungkin.

Memfokuskan diri pada satu bidang dan terus-menerus melakukannya tanpa kenal lelah, memang menjadi salah satu kendala dari sebagian bangsa kita.

"Pantes mereka banyak yang lebih memilih jadi pekerja daripada enterpreneur ya?"

Iya, memang menjadi enterpreneur tidak boleh pantang menyerah. Kalau baru satu atau dua bulan saja nyerah, apa jadinya?

Coba bayangkan salah satu senior kita yang sudah menggeluti bisnis insurance 17 tahun lebih, yang kalau dibandingkan dengan kita lainnya yang dalam kurun waktu seperti itu sudah sekolah, bekerja di salah satu institusi, kemudian melanjutkan sekolah.. dan pokoknya evolusi kehidupan sudah bergulir silih berganti.

Tapi orang itu, 17 tahun jualaaan terus. Udah ahli berkisah. Kisah asuransi dari A sampai Z makannya ALLIANZ...dan penghasilan sudah 300 juta per bulan.. coba siapa yang bisa berpenghasilan seperti itu? Menteri? Presiden Direktur? Setengah gajinya gubernur DKI.. cuma modal banting tulang fokus di satu bidang...

Itu salah satu contoh, betapa upaya yang dilakukan secara berlanjut dan berkomitmen penuh bertahun tahun akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, melebihi apa yang kita bayangkan...

Yuk kita tekuni apa yang kita minati?

Jadikan Dirimu Sendiri yang Terbaik!


Senin, 31 Desember 2007
Jadikan Dirimu Sendiri yang Terbaik!


Bondan Winarno

Tiba-tiba saya menyesali keputusan untuk melewatkan pergantian tahun di tepi pantai indah di Bali. Makanan lezat dan minuman mewah tak berhenti mengalir. Musik lembut mengalun ditingkahi debur ombak. Perempuan gemerlap dan laki-laki wangi bercanda ria di sekitar.
Tiga tahun yang lalu, per- gantian tahun juga saya rayakan di lingkungan laut. Bedanya, ketika itu kami berada di geladak sebuah kapal perang, dalam perjalanan menuju Meulaboh, sebuah kota yang telah luluh lantak digempur tsunami. Ada sense of mission yang tebal di dada kami ketika itu. Tidak ada yang menyuruh saya berangkat ke Aceh, kecuali hati nurani sendiri.
Barangkali saya memang tidak sendiri terusik oleh perasaan seperti itu, begitu hibur saya. Perasaan penyesalan telah menikmati sesuatu ketika sebagian besar warga bangsa kita tengah menderita dan putus asa. Saya menuntut kesetaraan, tetapi mengapa saat ini saya menjadi bagian dari ketidaksetaraan? Saya tiba-tiba merasa tidak solider dengan amanat penderitaan rakyat.

Hilangnya kerelawanan

Barangkali, memang itulah elan vital yang telah hilang dari nurani kita. Gotong royong! Ke mana perginya dia? Kenapa kita semakin individualistis dan materialistis? Ke mana sikap dasar kerelawanan bangsa kita mengungsi?

Mana mungkin kegotongroyongan dan kerelawanan hidup di negeri yang melihat semakin lebarnya jurang antara kemiskinan dan kelimpahmewahan? Bukankah kegotongroyongan dan kerelawanan merupakan basis dari kesetaraan?

Ki Hajar Dewantara pernah berkata, "Tak mungkin akan tercipta kesetaraan bila elite tidak mencerminkan peradaban". Mungkin kalimat itu sebenarnya hanya sepenggal dari kalimat yang lengkapnya justru tidak diucapkannya. Bahwa bangsa yang beradab adalah bila elitenya juga beradab dan terdidik. Dengan kalimat lain yang lebih tidak sopan: elite yang tidak terdidik dan tidak mencerahkan justru menimbulkan kegelapan.

Kita berangsur-angsur telah menjadi bangsa yang sangat beragama. Tetapi, mengapa agama-agama yang indah itu ternyata juga gagal membangun karakter bangsa? Mengapa Departemen Agama justru merupakan salah satu sarang korupsi terbesar? Menurut saya, yang salah bukan agama. Yang salah adalah insan-insan yang bersembunyi di balik lembaga agama dan alpa bahwa tidak ada lembaga yang baik bila unsur-unsurnya tidak baik.

Lihat saja posisi kita di Indeks Pembangunan Manusia. Jelas sekali tampak bahwa kualitas kita sebagai sumber daya manusia secara rata-rata jauh tertinggal di belakang warga negara tetangga kita. Mana mungkin kita jadi bangsa yang unggul bila kita masing-masing ternyata adalah sumber daya manusia yang tidak terpilih?

Jangan tunggu pemerintah

Saya sungguh tidak menyebarkan sikap antipemerintah. Saya hanya ingin mengajak kita semua realistis menyikapi keadaan. Di alam modern, peran pemerintah memang harus menjadi semakin kecil karena masyarakat sudah mampu mengurus diri sendiri. Acap kali kita mengecilkan peran dan kemampuan swadaya masyarakat, lalu menyerahkan urusan-urusan yang sebetulnya urusan kita kepada pemerintah. Pemerintah sendiri sering tidak menyadari hakikat modern ini, dan merebut urusan masyarakat untuk diatur-atur.

Reformasi telah mengubah kita semua menjadi demokrat. Dalam alam demokrasi yang baru, kita telah memilih wakil rakyat di parlemen, presiden, gubernur, bupati, wali kota, bahkan lurah kita masing-masing. Tetapi, apa manfaatnya semua itu bagi kita? Apakah hidup kita telah menjadi lebih baik dengan kehadiran orang-orang yang kita pilih secara demokratis itu?

Kita telah membiarkan diri terjebak dalam prahara politik, dan karena itu kita telah kehilangan peluang untuk menentukan nasib kita sendiri. Mengapa kita biarkan kesejahteraan kita merosot? Mengapa kita izinkan kondisi keamanan dan ketertiban kita memburuk? Mengapa kita malah ikut serta dalam sistem yang membuat biaya pendidikan terus meroket?
Sangat boleh jadi kesalahannya terletak pada diri kita sendiri. Kita mengharap terlalu banyak dari pemerintah dan kaum elite politik, serta tidak melakukan apa-apa terhadap diri sendiri.


Kita tidak pernah mencocokkan apakah kita sudah tiba pada titik yang kita ingini dalam roadmap pribadi kita. Atau, jangan-jangan malah kita tidak punya roadmap pribadi itu. Kita terlalu pasrah menunggu sampai pemerintah mengubah nasib kita. Kalau pemerintah yang sekarang belum mampu, mungkin pemerintah yang akan datang bakal mampu mengubah nasib kita. Lha, bagaimana kalau tidak?

Jangan bermimpi, Saudaraku. Rebut kembali nasib Anda. Be your best! Tuntut dirimu sendiri menjadi yang terbaik. Gembleng dan kembangkan dirimu menjadi yang paling unggul. Jangan tunggu orang lain mengubah nasibmu. Nasib kita hanya ditentukan oleh diri kita sendiri, seberapa hebat kita tampil di kancah persaingan. Jangan tunggu pemerintah memperbaiki sistem pendidikan karena kita berkemampuan mendidik diri kita sendiri. Jangan tunggu pemerintah membasmi korupsi karena kita sendiri dapat mulai menjadi sel antikorupsi.
Be your best! Ya, itulah barangkali dogma (code of belief) yang perlu menjadi resolusi kita semua dalam memasuki tahun 2008 yang penuh tantangan. Pupuk kembali elan vital diri pribadi, dan bersama-sama membangun kembali karakter bangsa. Visi bangsa ini jangan hanya memakai ukuran-ukuran ekonomi, tetapi juga memakai ukuran spiritual. Elemen-elemen keadilan, keramahtamahan, dan kegotongroyongan harus menjadi bagian dari visi kesejahteraan, keamanan, dan kestabilan.

Be your best! Kalau Anda sekarang jadi tukang sapu, jadilah tukang sapu yang terbaik. Kalau hari ini Anda menjadi pengemudi taksi, jadilah pengemudi taksi yang terbaik pula. Jangan dong kita hanya bisa menuntut seorang presiden yang hebat kalau sebagai akuntan saja ternyata kita masih bersedia disuruh membuat pembukuan ganda dan mengemplang pajak.

Jadilah lilin di tengah kegelapan. Jadilah lilin yang mencerahkan. Biarlah angin dan badai berembus, asal kita mampu terus menyala. Karena, kalau kita tidak menyala, kita akan mati.
Lamat-lamat, terdengar musik lembut di benak saya. Liriknya ditulis oleh Bernie Taupin. Musiknya oleh Elton John. …Like a candle in the wind/ Never knowing who to cling to/ When the rain set in….

Selamat Tahun Baru, Saudara. Semoga 2008 bawa berkat.

Bondan Winarno Tukang Makan, Tinggal di Pinggiran Bogor

Melanjutkan perjalanan

Perjalanan hari ini walau diselingi kurang fit nya badan tetap akan terus berlanjut. Semangat. Mau interview orang untuk urusan desentralisasi. Mau sosialisasi untuk memanjangkan rezeki. Mau keliling ke tempat-tempat yang sekiranya dapat memberi peluang untuk hidup makin hidup.

Tadi malam minum vitamin C yang cukup tinggi dosisnya, membuat diriku agak kurang bisa nyenyak tidurnya. Persiapan berangkat ke lapangan harus fit dan tidak boleh tersumbat hidungnya apalagi mau perjalanan udara dan bertekanan tinggi.

Semoga hari ini lebih baik...


Good day all fellows, friends, people here... stay generated and tuned..

Masih tentang berjuang

masih kaitannya dengan perjuangan. Perempuan ini memanggul barang dagangan dari tempat tinggalnya. Saya waktu itu mau nyebrang jalan, dan tiba-tiba muncul sesosok penjual pecel gendong yang membawa barang dagangan itu dengan gagah berani.

Sempat terpisah jalan, ketemu lagi ketika perempuan ini jalan perlahan menyusuri kompleks. Bawa barang dagangan yang segitu berat, mungkin lebih dari 7 kilo, ada ulekan, air untuk mencampur pecel, sayuran, mungkin kertas pembungkus dan segala peralatan untuk membuat pecel.

Luar biasa. Kita yang tinggal di perkantoran dengan segala kecanggihan peralatan kerja masih juga ngeluh. Perempuan ini? mungkin ngeluh juga. Tapi tiada pilihan lain. Jualan pecel di emperan perkantoran dengan meng hargakan pecelnya 6000 rp perak (enam ribu perak) per porsi, masih juga jualan ini dijalani dengan sabar.

Tidak punya pilihan lain, tiada akses dalam pekerjaan, hanya satu-satunya pilihan hidup itu mungkin yang menjadi bagian dari pilihannya memanggul sayur pecel kali ini. 

Selamat berjuang wanita Indonesia...

Rabu, 14 November 2012

Sedih masih gini gini aja

Temenku malam itu "mewek-mewek" menyampaikan kesedihannya.

"Sedih, gue udah S2 tapi kerjaan yang dilimpahkan masih kayak dulu,"....ujar temanku

Ya tenang aja ujar saya. Kalau masalah kerjaan memang ada pasang surutnya.
"Mungkin dirimu sudah terpatri di mereka kerjaannya memang pantes seperti itu."

Temanku Nenet tidak mau disamakan kerjaannya yang dulu dengan yang sekarang. Sudah merasa S2 tapi tampaknya masih administratif aja.

kucoba menghibur dia

"Kerjaan gue dicaci maki walau sempet down tp gue bangkit lagi tuh. Lebih parah dari eloe,"

Dia terdiam

Terus saya lanjutkan, pokoknya bagian terburuk dari episode kehidupan yang namanya kerjaan pernah saya alami. Dicaci dihina dina pernah semuanya. Sempat juga mengalami shock berat tapi Ya Tuhan, saya masih bisa melaluinya dengan kekuatan dan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan itu pun dari kondisi terburuk sekalipun.

Diam terdiam..kemudian "mungkin iya ya hadapi aja,"

Kadang kita suka di strereotype oleh orang, di judge bahwa kita kerjanya cocok yang begini yang begitu. Padahal belum tentu sesuai keinginan kita.

Sama halnya, kita ingin ini ingin itu.. tapi Tuhan berkendak lain. Berkehendak apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.