Rabu, 05 Desember 2012

Dalam Keberanian mengandung apa ya?

Saya ingat pengalaman ketika bermimpi. Ingin ke Amerika Serikat! waktu itu saya surprised juga menerima undangan hadir dari PBB untuk melakukan dialog di markas besar dengan para pemuka di bidang nya masing-masing.

Kebetulan saat itu saya mengurusi kerjasama antara masyarakat sipil, dan sharing informasi antar teman-teman yang merasa cukup bergolak /upheaval juga menerima tantangan itu.

Dengan bermodalkan tekad karena visa amerika saya habis, saya memberanikan diri utk memproses keberangkatan hanya bermodal nekad. Sekali lagi nekad.

Kenapa?
Saya tahu tahun 2005 adalah hangat-hangatnya isu terorisme di negara kita. Indonesia. Isu tersebut berimbas pada negara dan para penduduk kita setiap akan berangkat ke Amerika Serikat.Dicurigai.

Bisa dibayangkan, kenekadan saya, yang hanya punya waktu 2 minggu untuk mengurus visa, masih juga nekad dengan senekad nekadnya mengurusi izin keberangkatan dan kedatangan hanya semata-mata semangat berjuang, merasa sayang undangan yang telah diberikan tidak dimanfaatkan seoptimum mungkin bahkan telah disediakan fasilitas tiket.

Dengan langkah gontai, saya sadar ketika mulai mengurus visa pasti akan banyak hambatannya. Belum daftar. Belum antrian yang katanya bisa sampai 2 bulan. belum interview. belum lagi bayaran dan segala macam ketakutan dan kekhawatiran yang orang biasa saja akan langsung hopeless..

Tapi kenekadan saya mengalahkan segalanya. Maju ke pintu gerbang kedutaan dengan deg degan. Memohon untuk segera diinterview karena harus segera berangkat dan melukiskan pada petugas penjaga bahwa ini adalah hal urgent yang harus segera diselesaikan.

Pada waktu maju ke pintu gerbang, sudah deg degan sempat dimarahi dan 'agak nangis nangis' juga saya ke petugas untuk menerangkan urgensinya. Saya tahu bahwa upaya tersebut percuma tapi saya nekad dengan keberanian membara untuk menyampaikan.. Yang penting saya melakukan terserah nanti hasilnya seperti apa.."Iya nanti saya kabarin bahwa bapak akan segera diinterview keesokan paginya,".. ujar petugas keamanan dengan kasarnya.

Setelah pengajuan tahap paling awal yaitu minta nomer utk bisa diinterview.. dengan langkah tergopoh gopoh saya kembali ke rumah dengan sebelumnya singgah di rumah kawan. Saya ceritakan keresahan saya dan hopeless saya tapi harapan itu masih tetap ada walau istilahnya cenat cenut...dan bikin pusing tapi satu keajaiban tiba tiba di sore hari telepon berdering.."Iya anda besok bisa masukkin aplikasi dan diinterview," ujar seseorang di seberang sana.

Saya surprise. Wah, pusing-pusing begini kok bisa ya. Padahal kawan-kawan lain yang mengajukan interview pasti mereka harus menunggu 2 bulan untuk maju selanjutnya.
-----

Keesokan harinya saya memenuhi undangan untuk diinterview tersebut. Oh iya, ada kejadian sebelumnya yang cukup mengenaskan. Malam sebelum kejadian interview saya pulang ke rumah dan ketika menjelang sampai ke rumah kendaraan saya mengalami kenaikan temperatur. Ya ampun... apa lagi cobaan Allah.

Minggir sebentar ketika saya buka mesin, tanpa pikir panjang kubuka tutup radiator dalam keadaan panas.. langsung saja air panas muncrat ke mukaku... dalam keadaan kesakitan, ada seseorang yang melihat kejadian ini dan segera berteriak "tolong tuh kasih air kopi mukanya biar ngga sakit..." dan untungnya saya bawa cream yang secara darurat bisa dioleskan ke wajah yang dalam keadaan kesakitan.." ya Allah saya keesokan harinya harus interview.

Setelah kejadian itu, sepanjang malam muka saya yang terkena semprotan air panas kesakitan. Saya bersyukur bahwa pada saat kejadian itu ada orang yg masih peduli utk memberi baluran kopi dan kebetulan satpam dekat tempat kejadian punya kopi yang diminta.. Ya Allah ini salah satu kebesaranmu juga... Tapi pikiran juga terfokus bahwa keesokan harinya harus segera memasukkan berkas dan siap siap diwawancara.

Dalam keadaan perih mukaku karena kena semprot air radiator, keesokan harinya saya melangkahkan kaki ke kedutaan untuk siap-siap melakukan wawancara. Wah ternyata masuk ke kedutaan harus bayar dulu, kemudian menunggu sesaat kelengkapan berkas dan menanti keputusan selanjutnya.

Ternyata saya tidak diwawancara pada saat itu. Pada hari berikutnya saya harus bersiap karena hasil penelusuran kelengkapan dokumen memberikan indikasi bahwa saya bisa masuk jadwal wawancara keesokan harinya.

Saya merasa bersyukur walau step wawancara yang menentukan itu masih harus dilakukan. Dalam keadaan perih masih terus saya jalankan. Juga tidak lupa saya berkoordinasi dengan Badan PBB Indonesia terkait perizinan dan surat sponsor yang menerangkan bahwa kehadiranku di Amerika Serikat adalah karena tugas yang penting.

----
Keesokan hari yg mendebarkan, saya datang kembali untuk wawancara dengan salah satu petugas kedutaan. Wawancara berjalan lancar karena saya sudah akan mendapatkan visa yang ke dua kalinya dan saya rasa tidak ada masalah dengan negara tersebut.

Selesai diwawancara "sorry, your files have to go through a clearance in Washington DC which take around 2-3 weeks after this."...

Saya langsung lunglai... bagaimana bisa, tiket sudah ditangan.. segala sesuatu sudah siap tinggal approval visa saya harus missed dengan kesempatan ini?

Pusiiing sepanjang hari namun pikiran tetap berputar-putar untuk cari solusi. Saya kembali ke kantor dengan lunglai... sempat menceritakan obstacles ini pada kawan sejawat dengan saran yang bilang "yah.. mau gimana lagi.. yang penting sabar..."

Dalam keadaan hampir putus asa.. lunglai... saya sempat terpikir untuk coba menghubungi councellor per email dan memperkuat posisi saya dengan meminta rekomendasi dari pihak PBB Indonesia dengna menggunakan kekuatan permanent resident nya yang punya hubungan baik dengan kedutaan.

Tapi ini lho kok bisa bisa nya ada ide menghubungi councellor.. yang dengan nekadnya saya lakukan. Saya coba browse alamat, walau tidak secara jelas mendapatkan alamat yang dituju, tapi saya tahu nama orang itu dan alamat email kedutaan sudah ada pola nya. Saya coba menggunakan pola email itu dan menyampaikan segala concern saya dengan bukti-bukti terkait bahwa kedatangan saya di Amerika Serikat akan sangat penting dan urgensinya top diantara yang TOP.

Saya menyampaikannya dengan penuh tawakal, ditambah pusing pusing... dan otak tuh teruuuus menerus muter sepanjang hari .. juga muncul antara penyesalan dan optimis tapi lebih sering pesimisnya.. seribu kata pikiran penuh penyesalan memenuhi benakku karena tinggal satu step saja saya agar bisa berangkat ke Amerika Serikat.. yang ternyata it's a big CHALLENGE... OBSTABLES AND Challenges adalah BEDA TIPIS...

Akhirnys setelah pusing-pusing dan otak berputar kesana kemari sampai ada rasa penyesalan segala, saya keesokan harinya mendapat email melegakan.. "You can come on Friday to pick up your visa".. wow...

LUAR BIASA...
ternyata keyakinan, kerja keras, keinginan kuat dan terus menerus bertindak tanpa memikirkan apa hasilnya, yang PENTING USAHA.. ternyat berhasil...

Ini miracle  sebenarnya....THIS IS MIRACLE among MIRACLES...

Tidak ada komentar: