Rabu, 31 Oktober 2012

Gelombang globalisasi

Amidst a strong wave of globalization that force us to be financially secured, we still need someones with strong commitment to promote themselves as the genuine people. Genuine personality that is sincerely working on such job with full heart and dedication.

Finding a figure whose dedication over what is being carried out with full heart and not much expectation to get return financially shortly.

Those consider morally relieve be able to release the idealism together with dedicated people.

Menemukan sosok yang berdedikasi terhadap apa yang dilakukannya tanpa pamrih adalah sesuatu hal yang tampaknya mustahil tapi nyata adanya.

Di tengah gelombang konsumerisme yang demikian tinggi, kita masih berharap menemukan manusia yang bisa dengan rela meluangkan waktunya mengembangkan idealismenya dan membantu sesama manusia menuju kehidupan yang lebih baik.

Get back and be enspirited!
Ya itulah moto yang harus kita pegang teguh. Menjadi sosok yang genuine, tanpa pamrih dan bekerja dengan sepenuh hati tanpa mengharap imbalan dalam waktu singkat. Dalam waktu jangka panjang, sosok ini akan banyak mendapat manfaat, hidayah dan curahan nikmat karena ketulusan dan trustfully yang telah membuat society tergugah. Percaya.

Untuk bisa menjadi sosok yang tangguh, ya:

  1. Percaya apa yang dilakukan dan percaya dengan produknya
  2. Percaya bahwa dirimu dapat mencapai yang diinginkan.
  3. Awaken shortly... 
Artinya menjaga semangat untuk tetap "menyala", menjaga obor perjuangan untuk memperoleh yang dicita-citakan adalah modal utama. 

Karakter kebanyakan
Kaitan dengan perjuangan menjadi seorang "pengusaha yang sukses" adalah jangan memiliki karakter kebanyakan. Karakter kebanyakan yang dimiliki orang Indonesia adalah cepat pamrih, musiman, kalau mengusahakan sesuatu di awal hangat-hangat, di tengah mulai meredup di akhir padam sama sekali.

Jadi ya, nyalakan semangat itu darimanapun, dalam kondisi apapun. Be confidence! 


Di luar itu semua....
Gelombang konsumerisme ini sedemikian hebat karena industri berkembang dimana-mana. Mereka berlomba memperkenalkan produknya dan manusia dipacu untuk berproduksi. Maka muncul instilah produktivitas.

Apa yang terjadi terjadilah

Alkisah,
I get introduced with a product in 2009. It was still my question in my mind that what were benefits of the products if only put and savings without knowing what the end we pay for it. Keep paying.

Menjadi yakin akan sesuatu memang perlu waktu. Dengan berbagai evidence dan bukti yang ada dan kenyataan di lapangan.

Teman saya yang kukenal pertama kali semenjak saya diperkenalkan dengan sesuatu, ternyata sampai detik ini, tetap bertahan dan menunjukkan "kekuatannya".
"Yang penting kuat bertahan," ujarnya

Saya pikir, benar juga. Memulai sesuatu apapun juga, berat memulai sesuatu yang baru namun lebih berat pula mempertahankannya. Itu mungkin yang membuat orang-orang Indonesia kebanyakan, tidak terlalu sukses dalam menjalankan bisnis. Karena apa?


  1.  Diterpa "masalah" atau constraints dalam menjalankan bisnis saja sudah "down"
  2. Model penggaliannya dangkal. Ketika memulai bisnis, yang dipikirkannya adalah teman-teman dekat, kenalan-kenalan yang ada pada saat itu saja...
  3. Perlu kreatif membangun bisnis dan terus menerus...

Those above mentioned things are non conformance with what most Indonesians are doing. They mostly are easy to give up. They are easy to lay down and be broken with situation but later on, they have no power enough to awaken.

BANGKIT dari keterpurukan! itu yang penting!!! Biar berkali-kali jatuh, hayo bangkit lagi bangkit lagi!

Dulu waktu saya masih belum yakin dengan produk itu dan mencari-cari, apa yang ada dalam pikiran tidak terlalu menyatu dan bulat. Pun demikian dengan kenyataan.

Namun sekarang saya dengan penuh tekad, ini memperkenalkan dan menggunakan produk tersebut dengan benar dan memberikan service nyata untuk siapapun juga yang memerlukan informasi yang benar tentang produk tersebut.

Senin, 29 Oktober 2012

I am reborned

Sebagai manusia yang menyadari betapa banyak kekurangan, memulai hari ini dengan penuh harap. Pagi-pagi udah wass up temen "jadinya, batal nih proyek nulis bareng?" kubilang dan tegaskan sekali lagi "konklusinya batal ya"

Jawaban di sebrang " iya batal sampe urusan satgas beres dulu'

ya pantesan dari kemaren setengah hati begitu. I knew and felt that. I was asking nenet to provide me a basic rules then I can continue working on my own to help hers. But she looked reluctant.

Ya udah. Kuputuskan untuk mencari kesempatan yang lain. Dengan langkah gontai setelah menyadari bahwa segala yang kulakukan sia sia (---> harusnya tiada yang sia sia di dunia ini).. tapi ku menyadari pagi ini begitu galau. sedih. Seolah ngga berguna.

Belum lagi pengalaman hari sebelumnya ada org yg mempermainkan (two times - you imagine - being endorsed but then to be ignored even be disposed, and my profile like going to the trashed bin..) GOD...sedih banget. Emang ada ya bekas temen. seolah pertemanan yang sudah dibangun dihempas begitu saja karena kesalahpahaman yang tiada ujung dan tiada awal asal muasal.